Dalam sakitnya, kadang seseorang tidak diketahui penyakitnya. Tidak hanya satu dokter yang telah memeriksa, tapi dua bahkan tiga. Peralatan medispun telah dikerahkan. Tetap si biang sakit tidak ditemukan.

Sampailah pada sebuah kesimpulan sementara: Biang sakitnya tidak berada di tubuh, tapi di bagian lain. Di bagian mana? Orang-orang menyebutnya dengan istilah yang berbeda-beda. Ada yang menyebutnya pikiran, perasaan, bahkan jiwa.

Apapun nama atau penyebutannya, bagian ini merupakan bagian nonmaterial manusia. Kebutuhan dan perawatannya juga berbeda. Jika bagian material manusia butuh makan dan minum, bagian nonmaterial ini justru butuh lapar dan haus. Karena lapar dan haus membuatnya lebih mengingat asal kehidupan, Allah subhanahu wa ta’ala. Jika bagian material manusia membutuhkan sensasi inderawi, bagian nonmaterial manusia membutuhkan menyendiri dalam ibadah dan tafakkur. Karena dengan tafakkur, sampailah pada keinsyafan akan aib diri plus doa yang terus menerus tanpa putus.

Dan dari sinilah, dapat ditarik sebuah pemahaman bahwa alam semesta ini bisa jadi tersusun atas susunan material dan nonmaterial. Ada yang bisa diindera, ada yang tidak bisa. Ada yang bisa diraba dan diukur, ada yang perlu dipasrahkan kepada Allah subhanahu wa ta’ala. Ada yang wujud, ada yang ghaib.

Darimanakah informasi alam ghaib ini diperoleh? Segala informasi yang valid datang dari Allah dan Rasul-Nya, termasuk informasi terkait alam ghaib. Informasi dari selain keduanya merupakan informasi yang perlu diuji kebenarannya. Berpegang teguh kepada Allah dan Rasul-Nya dapat menyelamatkan. Karena ada panduan yang menyertai. Sementara informasi dari pihak lain, biasanya hanya menyesatkan. Tak ada bukti, tak ada panduan.

Seperti firman-Nya berikut yang menginformasikan adanya malaikat,

“Demi (malaikat) yang mencabut (nyawa) dengan keras. Demi (malaikat) yang mencabut (nyawa) dengan lembut, dan (malaikat) yang mendahului dengan kencang, dan (malaikat) yang mengatur urusan dunia. (Sungguh, kamu akan dibangkitkan) pada hari ketika tiupan pertama mengguncangkan alam, (tiupan pertama) itu diiringi oleh tiupan kedua.” (Terjemah Al-Qur’an Surat An-Nazi’at: 1-5)

Setelah menginformasikan adanya beberapa malaikat dengan tugasnya masing-masing, Allah subhanahu wa ta’ala memberikan panduan / tuntunan agar manusia beriman kepada Hari Akhir. Ghaibnya malaikat di alam dunia ini tidak mengingkari keberadaannya. Karena ada wujudnya. Ada manusia yang dicabut nyawanya dengan keras (naudzubillah), ada pula yang dicabut dengan lembut.

Demikian pula dengan Hari Akhir. Jika logika manusia belum sampai, bukan berarti Hari Akhir itu tiada. Hanya manusia perlu membaca tanda-tanda yang Allah subhanahu wa ta’ala kirimkan dengan cermat. Semoga manusia dapat menggapai keyakinan yang benar. Tentu saja, diikuti dengan persiapan menyambut kedatangannya dengan memperbanyak amal shaleh sekaligus mempersedikit amal terlarang. Wallahu a’lam.

The following two tabs change content below.
 

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *