Pernahkah terasa berat untuk menerima kebenaran? Terasa ada sesuatu yang menghalangi hati untuk menyetujui?

Mungkinlah itu kesombongan. Karena ada rasa bahwa pembawa berita bukanlah orang yang kompeten, walaupun sudah dijabarkan barbagai bukti otentik nan valid.

Mungkinlah itu keraguan. Karena ada rasa bahwa pesan yang dibawa hanyalah bualan. Rasanya tidak akan mungkin itu terjadi.

Dalam situasi seperti inilah, hendaklah hati dibuka serta akal dinyalakan. Sehingga, konfirmasi bisa dilangsungkan.

Hindari perilaku menyimpulkan tanpa konfirmasi. Dikhawatirkan itu akan membawa pada kebinasaan, baik di dunia maupun akherat. Adapun kebinasaan di dunia, bisalah itu diatasi dengan izin Allah Ta’ala. Adapun kebinasaan di akherat, sulitlah diri melarikan diri.

Marilah kita telaah firman-Nya,

“Sungguh, (neraka) Jahannam itu (sebagai) tempat mengintai (bagi penjaga yang mengawasi neraka), menjadi tempat kembali bagi orang-orang yang melampaui batas. Mereka tinggal di sana dalam masa yang lama. Mereka tidak merasakan kesejukan di dalamnya dan tidak (pula mendapat) minuman, selain air yang mendidih dan nanah, sebagai pembalasan yang setimpal.” (Terjemah Al-Qur’an Surat An-Naba: 21-26)

Wallahu a’lam bishshawab. 

 

The following two tabs change content below.

SMP Integral Hidayatullah Kebumen

 

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *